It's my first birthday! Yeayy!!
Sepuluh hari yang lalu adalah ulang tahun pertamaku. Ulang tahun pertamaku sebagai anak Jogja. Ulang tahun pertamaku sebagai (calon) mahasiswa. Ulang tahun pertamaku sebagai wali atas adikku tercinta. Ulang tahun pertamaku sebagai New Berlian Chevi.
Semuanya serba baru. Tempat tinggal baru, tetangga baru, sekolah (kampus, red) baru, teman baru, guru (dosen, red) baru, tanggung jawab baru dan tentunya sejarah baru. Di sini secara resminya terhitung pada ulang tahun pertamaku sebagai anak kemarin sore yang telah delapan belas tahun turut "menghabiskan" oksigen dan berpartisipasi "menyumbang" karbon dioksida, mulai mengukir sejarah baru. Sejarah tentang sebuah perjalanan menuju suatu titik di mana semua orang menginginkannya tetapi tidak semua orang berusaha mengejar, mencapai dan mendapatkannya. Titik itu bernama kesuksesan. Ya, sebuah kesuksesan yang diharapkan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat bagi siapapun yang bisa memegangnya dengan erat.
Ulang tahun pertama yang diisi dengan deringan handphone dari teman-temanku tersayang dan saudara tercinta serta notification di facebook maupun twitter. Diawali dengan ucapan selamat dan doa orang tua untuk menyambut pagi 21 Agustus-ku. Hari yang indah untuk mengawali bertambahnya nilai umurku yang diiringi dengan berkurangnya jatah umurku. Semoga akan selalu indah dan berakhir dengan indah pula. Amin.
Banyak doa dan harapan dikirimkan kepadaku. Dalam masa transisi antara siswa dan mahasiswa ini aku memang tidak bisa mendapatkan quality time bersama teman-temanku tersayang karena kesibukan masing-masing serta keberadaanku yang memang sedang tidak sewilayah dengan mereka sehingga hanya doa dan harapan digital-lah yang dapat kuterima. Itu semua sudah cukup, bahkan kukatakan lebih dari cukup. Mengetahui mereka mengingatkupun, aku bahagia. Terkadang aku bisa mengatakan bahagia itu sederhana. Ya, seperti inilah.
Dalam kebahagiaanku menyambut ulang tahun pertama, entah mengapa aku harus merasakan sedikit kesedihan. Kesedihan yang tidak wajar sebenarnya. Kesedihan hanya karena sebuah penantian. Menunggu. Ada beberapa orang yang kutunggu hari itu. Tapi, mereka tak kunjung datang hingga aku memutuskan untuk berhenti menunggu. Menungu mereka dan berlarut sedih sama saja menghapus kebahagiaan yang telah dibuat orang-orang tersayang lainnya untukku. Entah mengapa aku terlambat untuk berfikir seperti itu hingga kesedihan hampir saja merampas kebahagiaan.
Ini adalah ulang tahun pertamaku. Andai aku benar-benar terlahir kembali, akan kuperbaiki semua kesalahan yang pernah kubuat hingga tak ada kata penyesalan dalam kamus hidupku. Tapi, semua hanya andai. Walaupun begitu, aku sangat bersyukur pada Allah atas segala yang dititipkan padaku sejak detik pertama aku menghirup udara di dunia hingga tahun kedelapan belas saat ini serta atas kesalahan dan penyesalan yang pernah kualami yang selalu menjadikan diriku lebih baik lagi. Doaku bersama mereka yang selalu menyanyangiku dengan tulus. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar